Satwa Endemik Asli Indonesia yang Dilindungi, Inilah Fakta Ikan Belida

 bibitunggul.co.id – ikan ini menjadi bahan terenak untuk dibuat pempek karena dagingnya putih, padat, dan tidak amis saat dicampur tepung. Tidak heran jika harga ikan ini bisa mencapai 100.000 rupiah per kilogram.

Sebelum ikan tenggiri dijadikan bahan baku pembuatan pempek, ada juga jenis ikan lain yang pernah digunakan, yaitu ikan belida. Bagi warga Sumatera Selatan, ikan ini bernilai tinggi dan menjadi bahan olahan berbagai jenis makanan khas.

Namun karena cenderung sulit didapatkan, ikan ini akhirnya tidak lagi dijadikan bahan baku utama pempek. Ikan dengan nama ilmiah Chitala lopis, memiliki penyebaran yang meliputi sungai-sungai besar serta daerah aliran sungai, daerah banjiran, dan danau.

Hewan yang dilindungi

Kelangkaan ikan belida disebabkan karena pemanfaatannya yang melebihi kemampuan produksinya. Untuk bertelur, induk ikan belida harus berenang dari sungai menuju daerah rawa banjiran terlebih dahulu.

Karena bentuk dan rasanya, belida banyak dimanfaatkan, baik untuk dipelihara maupun diolah menjadi makanan. Sayangnya, saat ini belida sudah menjadi salah satu ikan yang diambang kepunahan.

Ditambah lagi dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.20 Tahun 2018 Tentang Jenis Satwa yang dilindungi dan Surat Edaran Sekretariat Daerah Provinsi Lampung No.552/3999/V.19/2020 tanggal 22 Desember 2020.

Hal itu sesuai dengan Peraturan Menteri Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Nomor 1 tahun 2021, yang memuat larangan menangkap, menjual, dan mengonsumsi ikan belida Sumatera.

Selain itu, ikan ini ternyata tergolong kelompok ikan primitif atau purba. Hal ini membuatnya masuk dalam kategori hewan yang dilindungi.

Habitat ikan belida

Belida akan memilih daerah rawa yang banyak ditumbuhi tanaman dengan substrat keras. Tanaman tersebut lalu dijadikan tempat menempelkan telur pada kedalaman 1-2 meter.

Ikan ini merupakan fauna endemik asli Indonesia. Belida merupakan ikan air tawar yang hidup di Asia Selatan dan Tenggara. Mereka banyak hidup di sungai-sungai besar, terutama sungai di Sumatera dan daerah aliran sungai hingga area danau sekitar Pulau Jawa dan Kalimantan. Penamaan ikan ini sendiri diambil dari nama salah satu sungai di Sumatera Selatan.

Ciri-ciri dan jenis makanan

Sirip bagian bawahnya menyambung ke ekor, dan memiliki duri kecil pada bagian perut. Ukuran panjangnya bisa mencpai 1,5 meter.

Ikan yang berasal dari keluarga Notopteridae ini umumnya dikenal dengan ikan pisau, atau ikan pipih. Mereka memiliki bentuk pipih yang unik, dan sirip punggung yang kecil sepertibulu ayam.

Mereka merupakan predator yang memakan ikan-ikan kecil dan udang-udangan. Biasanya ikan ini lebih aktif di malam hari dan hidup di lubuk bawah pepohonan.

Jenis ikan yang dilindungi

1. Belida Sumatera

Ikan ini sering disebut ikan belida Palembang. Hal ini dikarenakan ikan ini menjadi bahan baku utama pembuatan pempek. Secara fisik sebenarnya tidak jauh berbeda dengan belida Borneo.

2. Belida Borneo

Belida Borneo juga dikenal sebagai ikan bulu punggung karena pada sirip bagian punggung memiliki bentuk seperti bulu kecil dan pada sirip ekor terlihat menyatu dengan sirip dubur.

Nama lain ikan ini adalah ikan bulu punggung. Ciri fisik dari jenis ikan ini adalah berwarna perak dengan bentuk kepala yang cekung. Tubuh mereka memiliki pinggiran berwarna hitam di sirip ekor, sirip dubur dan bagian belakang bawah tubuh.

3. Belida Jawa

Ikan ini dapat tumbuh mencapai 60 sentimeter, yang berhabitat di rawa, sungai, danau, dan perairan danau yang memiliki aliran lambat.

4. Belida Lopis

Sama dengan jenis kedua saudaranya diatas, ciri-cirinya juga tidak ada perbedaan. Hanya saja ikan jenis ini memiliki perut berduri ganda dengan ekor yang panjang.

Belida ini dapat ditemui di sungai berarus dan rawa yang berada di wilayah Kalimantan dan Sumatera.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *