Benarkah Mengkonsumsi Ikan Asin dapat Memicu Kanker?

bibitunggul.co.id – Ikan asin yang nikmat dan mengundang selera itu, pada dasarnya mengandung nitrosamin, yang merupakan zat karsinogen (zat pemicu kanker). Zat karsinogen tersebut dihasilkan pada proses pembuatannya. Seperti yang diketahui, proses pembuatannya dengan cara diberi garam (diasinkan) lalu dijemur di bawah sinar matahari, hingga kering dan supaya lebih awet dan tahan disimpan dalam jangka waktu yang lama. Akhirnya, keseringan makan ikan asin dalam waktu lama bisa memicu kanker nasofaring (kanker tenggorokan atau THT), terutama jika kekebalan tubuh Anda rendah.

 Tingkat konsumsi ikan asin di Indonesia cukup tinggi. Hal ini bisa dilihat dari tingginya produksi pembuatan ikan asin di sentra produksi ikan asin yang ada di Indonesia. Makanan satu ini memang sangat lezat jika dimakan dengan sambal yang pedas. Namun, tahukah Anda bahwa menurut para ahli kesehatan terdapat bahaya yang mengintai Anda jika terlalu sering mengonsumsi ikan asin?

Sebetulnya, tidak hanya berlaku pada ikan asin saja, makanan dan olahan yang diasinkan atau setidaknya mengandung zat nitrit (bagian dari nitrosamin), akan menimbulkan zat karsinogen pada tubuh Anda. Oleh karena itu, anak-anak disarankan tidak mengonsumsi ikan asin karena kekebalan tubuhnya masih rendah. Jika dari kecil sudah sering makan ikan asin, ketika dewasa lebih rentan terkena kanker nasofaring.

Ditambah lagi jika mengonsumsi ikan asin dengan nasi panas yang baru dimasak, uap nasi yang mengepul itu akan membawa zat nitrosamin ke pori-pori kulit Anda. Khususnya ke bagian mulut, leher, dan tenggorokan.

Nitrit adalah zat tambahan pangan yang digunakan sebagai pengawet pada pengolahan daging. Nitrosamin nitrit sangat penting dalam mencegah pembusukan terutama untuk keperluan penyimpanan, transportasi yang memakan waktu tidak sebentar, dan kebutuhan distribusi produk-produk daging. Nitrosamin nitrit juga berfungsi sebagai bahan pembentuk faktor-faktor sensori, yaitu warna, aroma, dan cita rasa. Oleh karena itu, dalam industri makanan kaleng, penggunaan zat pengawet ini sangat penting karena dapat menyebabkan warna daging olahannya menjadi merah atau pink dan tampak segar sehingga produk olahan daging tersebut disukai oleh konsumen.

Menurut penelitian dari University of Minesotta, zat nitrit pada makanan, khususnya ikan asin sendiri tidak masalah bagi tubuh, asal tidak terlalu sering dan berlebihan. Nitrit umumnya juga banyak ditemukan pada olahan kornet, sosis, bahkan keju.  Namun, selama proses pencernaan zat nitrit tersebut ke dalam tubuh, natrium nitrit akan diubah menjadi nitrosamine, dan di situlah asal muasal kanker dimulai.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *