Site icon Bibit Unggul

Berdasarkan Karakter Habitatnya, Inilah 3 Jenis Ikan Bandeng

 bibitunggul.co.id – Ikan yang dalam bahasa latinnya disebut Chanos chanos, merupakan ikan konsumsi yang cukup populer, khususnya di kawasan Asia Tenggara. Ikan ini merupakan satu-satunya spesies yang masih tersisa dalam suku Chanida. Dalam bahasa Inggris ikan ini dikenal sebagai milkfish. Sementara masyarakat Bugis dan Makassar menamainya ikan bolu.

Bandeng adalah salah satu ikan yang familiar bagi masyarakat Indonesia. Ikan ini disajikan dan dijual dalam beragam bentuk, mulai dari keadaan segar, dibekukan hingga yang sudah diasapi. Selain kerap disajikan di rumah makan atau pun rumah tangga, ikan ini juga banyak dibudidayakan karena cukup digemari dan punya potensi pasar yang cukup besar.

Hewan herbivora dan bisa hidup 15 Tahun

Sedangkan jenis yang tumbuh dan dibudidayakan di tambak, umumnya diberi pakan berupa pelet dengan kandungan nutrisi lengkap. Untuk jenis pakan tambahan, peternak terkadang menambahkan pupuk organik yang dimasukkan ke dalam kolam tambak. Pupuk organik tersebut berguna untuk menumbuhkan mikroorganisme air yang kemudian menjadi tambahan makanan.

Ikan ini termasuk ikan herbivora yang hanya memakan tumbuhan air. Di habitat asli, jenis tumbuhan yang mereka makan umumnya lumut dan ganggang.

Usai pembuahan, ikan betina akan melepaskan sekitar 6 juta telur. Telur-telur itu dapat menetas hanya beberapa jam setelah dibuahi oleh sperma yang dilepas ikan jantan.

Ikan yang memiliki rasa gurih ini, memasuki usia produktif pada umur 3 tahun. Bahkan mencapai usia hingga 15 tahun, ikan ini mampu bertelur lebih dari 1 kali dalam setahun. Di habitat aslinya, proses perkembangbiakan dan bertelur sangat dipengaruhi oleh suhu permukaan air laut dan siklus bulan.

Habitat Bandeng

Ikan ini dapat hidup dan beradaptasi di tiga jenis, yaitu air tawar, air payau dan air asin. Di perairan lepas, ikan muda yang baru menetas hidup di laut selama 2–3 minggu, kemudian berpindah ke rawa-rawa bakau berair payau atau danau-danau berair asin.
Setelah berusia 1 bulan, mereka akan berpindah ke air laut dengan salinitas tinggi hingga dewasa dan siap untuk berkembang biak

Ikan ini banyak hidup dan ditemui di perairan Samudra Hindia dan Samudra Pasifik dan cenderung hidup berkelompok di sekitar pesisir dan pulau-pulau dengan terumbu koral.

Ikan ini juga dikenal memiliki kemampuan adaptasi tinggi. Mereka tidak mudah stres apabila dipindahkan ke lingkungan baru. Disebutkan, ikan ini dapat bertahan hidup di perairan yang memiliki kadar garam tinggi dan suhu air mencapai 40°C.

Saat berkembang biak di wilayah pesisir atau sekitar terumbu karang, ikan-ikan muda biasanya dikumpulkan oleh pembudidaya untuk dipindahkan ke tambak-tambak budidaya. Ikan yang sudah dibudidayakan diberi makan hingga mencapai ukuran tubuh 25-30 cm.

Jenis-jenis ikan bandeng

1. Bandeng Air Payau

Mereka juga memiliki sirip dubur yang letaknya di dekat anus, dan memanjang hingga ke tengah ekor. Sirip dadanya ada di belakang tutup insang,sedangkan sirip perutnya berada di bagian bawah perut.

Dibanding dua jenis lainnya, bentuk tubuh ikan yang hidup di air payau cenderung lebih panjang. Bentuk mulutnya pun lebih runcing dan ukurannya lebih kecil. Selain itu, kepala mereka tidak bersisik dan berbentuk lebih pipih tetapi padat.

2. Bandeng Air Laut

Menurut DKPP Buleleleng, penyebab bau lumpur ini adalah bakteri dari genus Oscillatoria, Symioca, dan Lyngbia. Bakteri-bakteri tersebut menghasilkan geosmin yang memiliki bau khas. Salah satu cara mengurangi bau ini adalah dengan memeliharanya di air mengalir.

Sedangkan yang hidup di air laut, mereka punya kelebihan dari sisi rasa. Karena hidup di air laut yang mengandung garam, maka rasanya cenderung lebih gurih. Saat dimasak, ikan ini tidak butuh bumbu garam terlalu banyak. Namun, aroma ikannya lebih amis sehingga harus dicuci secara seksama agar bau amisnya hilang.

3. Bandeng Air Tawar

Salah satu keunggulan mereka adalah memiliki tekstur daging yang lembut dan tidak menghasilkan aroma seamis dibandingkan jenis lainnya, termasuk jumlah duri yang lebih sedikit. Hal ini dikarenakan arus lingkungan tempat tinggalnya lebih tenang.