Kendalikan Penyakit Blas Padi Petani Pasaman Barat Diajarkan Tekniknya

bibitunggul.co.id – Selain perbaikan fisik, IPDMIP juga memberikan pelatihan penguatan kapasitas petani di sana melalui program Sekolah Lapang Daerah Irigasi. “Fokus pelatihan kemarin soal teknik pengendalian penyakit Blast Padi Sawah,” ujar Fasilitator SL DI Talang Kuning, Lisnawati melalui keterangan tertulisnya, Kamis (9/12).

Petani di kawasan Daerah Irigasi Talang Kuning, Nagarai Rabi Jonggor, Kecamatan Gunung Tuleh kini bisa tersenyum semringah. Pasalnya, kawasan tersebut menjadi salah satu daerah sasaran program Integrated Participatory Development and Management of Irrigation Program (IPDMIP).

Sejak program ini digulirkan, ada banyak perbaikan terkait saran dan prasarana pertanian di sana.

“Penyakit blas merupakan pemyakit yang disebabkan oleh jamur pylicularia grisea. Tanaman yang terserang penyakit blas memiliki ciri bercak coklat berbentuk belah ketupat pada daun tanaman padi. Kami ajarkan kepada mereka bagaimana cara pengendaliannya,” kata Lisna.

Lisna-sapaannya- menjelaskan kalau pelatihan ini amat penting terhadap petani. Pasalnya penyait Blas atau busuk leher (tanaman padi) dapat menginfeksi pada semua fase pertumbuhan tanaman padi, mulai dari fase pembibitan sampai pada fase generatif.

Sementara, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan IPDMIP memiliki peran mendorong proses transformasi dari sistem pertanian tradisional menjadi modern. Untuk itu, SDM-nya harus digarap lebih dahulu.

Lisna berharap pelatihan ini memberikan pemahaman yang maksimal terhadap para petani. Sehingga ke depan diharapkan ketika ada persoalan serupa di lapangan, para petani bisa mengatasinya dengan cepat.

Sistem pertanian tradisional, katanya, dicirikan oleh produktivitas yang rendah, penggunaan varietas lokal, dikerjakan secara manual atau dengan bantuan tenaga ternak. Sistem pertanian ini belum memanfaatkan mekanisasi pertanian serta teknologi informasi dan komunikasi (TIK).

“Mereka adalah petani, penyuluh, petani milenial melalui pelatihan,” kata Dedi.

Hal serupa disampaikan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian, Dedi Nursyamsi. Dedi mengatakan pertanian harus diarahkan kepada bisnis. Artinya tidak sekadar mencukupi pangan sendiri.

“Pertanian modern dicirikan masifnya varietas berdaya hasil tinggi, menerapkan mekanisasi dan pemanfaatan teknologi era industri 4.0,” tutup SYL.

Dedi lantas menyinggung pentingnya membangun sistem agribisnis yang kokoh. Yakni melalui pemanfaatan teknolgi berbasis 4.0. Menurutnya, hal tersebut bisa memberikan keuntungan yang masif bagi para petani. “Penerapan teknolgi dalam aspek usaha tani jelas meningkatkan kualitas, menekan biaya produksi, dan menjamin produktivitas pertanian. Kita optimis pembangunan pertanin terus melangkah ke depan,” ungkap alumnus IPB University itu.

“Tapi pertanian harus mengahasilkan uang. Ini yang menjadi salah satu core dari IPDMIP, menguatkan kapasitas dan SDM petani maupun penyuluh melaui berbagai program,” ujar Dedi.

“Maka dari itu, pengelola dan penyuluh pendamping di lokasi IPDMIP harus mempunyai semangat untuk meningkatkan kapasitas penguasaan teknologi bagi penyuluh maupun petani.
Manfaatkan segala media informasi untuk dapat mempublikasikan keberhasilan kegiatan IPDMIP,” jelas dia.

Adapun kunci dari peningkatan kesejahteraan petani adalah memperkuat hilirisasi pertanian dan mengembangkan pertanian modern. Dijelaskan Dedi, ada beberapa ciri pertanian modern. Di antaranya penggunaan varietas unggul dengan potensi hasil tinggi (High Yiedling Variety), Pemanfaatan sarana prasarana pertanian modern (Alsintan), Pemanfaatan IOT melalui smart agriculture dan SDM pertanian yang unggul yang mampu menggenjot produktivitas;

“Saya mengharapkan segenap pengelola dan penyuluh pendamping di lokasi IPDMIP untuk mengembangkan kapasitas usaha poktan dan gapoktan untuk menjadikannya korporasi petani,” tuutp Dedi. (*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *