Komoditas Tembakau di Tengah Pandemi yang Terus Kokoh

untuk menghasilkan bahan baku yang berkualitas, petani memerlukan adanya sarana produksi tambahan. Petani pernah mendapatkan bantuan berupa pupuk dan pestisida, tetapi bantuan tersebut masih terbatas. Petani tembakau berharap setidaknya bantuan sarana produksi bisa memenuhi 50 persen dari kebutuhan budidaya sepert alat kultivator, pupuk, bahan bakar, dan lainnya. Dengan begitu, petani bisa menjalankan budidaya.

Hamdani berharap, ke depannya komoditas ini tetap bertahan sehingga bisa menopang dan menghidupi petani tembakau.

“Dengan adanya kontrak di awal tahun, petani mempunyai jaminan pasar hingga produksi kami terserap. Jika produksi kami terserap, ada rupiah yang kami dapatkan,” ujar petani tembakau, Hamdani, 

 Selama masa pandemi COVID-19, tembakau menjadi komoditas perkebunan yang masih tegar berdiri. Hal ini dapat terlihat dari petani yang masih bisa menjalankan usaha dan memenuhi kebutuhan hidupnya. Salah satu yang menyebabkan komoditas ini mampu bertahan adalah progam mitra. Dari kemitraan tersebut petani memiliki jaminan pasar dan modal bisa kembali.

Petani tembakau membutuhkan oven konvensional dengan bahan-bahan alternatif cangkang sawit dan kemiri untuk mengeringkan hasil panen. Satu oven tersebut mampu menampung 550 stik atau sekitar 4 ton daun tembakau.

“Kami mengapresiasi pemberian bantuan dari pemerintah, baik pusat maupun daerah yang telah memberikan bantuan kepada kelompok tani kami, melalui dana APBD I seluas 20 hektare dengan rincian pupuk KNO3 sebanyak 2 ton, ZK sebanyak 2 ton, dan ZA sebanyak 2 ton, di mana sangat kami butuhkan di masa pandemi saat ini,” tutur Hamdani.

Hamdani mendukung pengembangan tembakau menjadi komoditas ekspor. Ia mengatakan petani harus bisa paham dan memenuhi syarat standar kebutuhan pasar global, baik dari sisi residu maupun dari beberapa faktor lainnya.

“Keuntungannya lumayan, kita kerja cuma sembilan bulan bisa untuk hidup satu tahun. Kata kunci, bermitra. Kalau menanam tembakau harus bermitra, jangan tanam tembakau kalau tidak bermitra, digarisbawahi,” pungkas Hamdani.

Hamdani menjelaskan, dirinya terus mengembangkan komoditas ini karena komitmen turun-temurun dari keluarganya. Tembakau terbukti mampu menjadi sumber pemasukan yang dapat menyekolahkan kelima anak orangtuanya dan membangun rumah.

“Untuk itu, petani tembakau memerlukan pelatihan atau bimbingan teknis terkait penerapan budidaya yang baik dan bimtek pendukung lainnya demi meningkatkan kemampuan SDM, khususnya petani tembakau sehingga dapat menghasilkan tembakau berkualitas bermutu baik dan berdaya saing serta memenuhi standar pasar global,” papar Hamdani.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *