Mengembangkan Agrobisnis Berbasis Peternakan

bibitunggul.co.id – Apabila dikaitkan dengan pengembangan kawasan dan kemandirian pedesaan, kawasan agrobisnis dapat lebih bertumpu pada investasi dan perdagangan yang berpotensi menciptakan lapangan kerja produktif di pedesaan. Pemulihan ekonomi yang lebih berkualitas perlu mengandalkan investasi yang dapat meningkatkan lapangan kerja dan pendapatan sekaligus mengentaskan kemiskinan. Oleh sebab itu, pengembangan agrobisnis berbasis peternakan dapat menjadi kawasan agrobisnis dalam konteks kemandirian pedesaan, yang lebih bernuansa dinamis dan berperspektif ekonomi.

Agrobisnis berbasis peternakan adalah salah satu fenomena yang tumbuh pesat ketika basis lahan menjadi terbatas. Tuntutan sistem usaha tani terpadu pun menjadi semakin rasional seiring dengan tuntutan efisiensi dan efektivitas penggunaan lahan, tenaga kerja, modal, dan faktor produksi lain yang amat terbatas tersebut. Sementara itu, peluang investasi yang sering terlupakan tentang peluang agrobisnis berbasis peternakan.

Dalam suatu usaha agrobisnis berbasis peternakan komersial dibutuhkan peningkatan pola produksi untuk memperoleh keuntungan yang lebih besar. Sektor peternakan harus dikembangkan dengan prinsip-prinsip agrobisnis modern, meningkatkan keterkaitan antarkomponen dan subsistem yang membangun sistem agrobisnis secara utuh

Agrobisnis berbasis peternakan merupakan subsistem dari sektor pertanian. Subsektor agrobisnis berbasis peternakan meliputi subsistem hulu yakni kegiatan ekonomi yang menghasilkan sarana produksi ternak; subsistem proses produksi atau budi daya yaitu kegiatan yang menggunakan sarana produksi ternak untuk menghasilkan komoditas ternak primer; subsistem hilir yaitu kegiatan ekonomi yang mengelola komoditas peternakan primer menjadi produk olahan; dan subsistem jasa penunjang yaitu kegiatan ekonomi yang menyediakan jasa yang dibutuhkan ketiga subsistem yang lainnya.

Agrobisnis berbasis peternakan harus terus dibangun dan dikembangkan seiring dengan upaya besar pemulihan ekonomi dan pembangunan ekonomi. Pembangunan kawasan agrobisnis merupakan salah satu faktor amat vital dalam konteks desentralisasi ekonomi karena hal itu akan sangat kompatibel dengan kebutuhan dan potensi sebagian besar daerah di Indonesia.

Mereka memerlukan tambahan modal kerja dan investasi untuk adopsi teknologi baru, akses informasi, intensitas tenaga kerja proses produksi, manajemen pengolahan, pemasaran, dan pascapanen lain, baik secara individual maupun secara kelompok sebagaimana disyaratkan dalam sistem agrobisnis. Apabila pilihan dan kesempatan tersedia, petani produsen pasti akan lebih leluasa melakukan diversifikasi usaha.

Untuk mewujudkan peluang investasi dan menjawab kebutuhan peningkatan lapangan kerja di pedesaan, pembangunan kawasan agrobisnis berbasis peternakan perlu diarahkan kepada diversifikasi usaha ke arah penerimaan ekonomis yang lebih baik. Namun demikian, langkah diversifikasi usaha ini pun tidak akan dapat berjalan mulus apabila pendapatan produsen masih rendah.

Kekuasaan merupakan cara untuk mencapai hasil yang diinginkan dalam alokasi sumber daya di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat. Kepentingan sebagai tujuan-tujuan yang ingin dikejar oleh pelaku peternakan. Sedangkan kebijakan sebagai hasil interaksi antara kekuasaan dan kepentingan, biasanya dalam bentuk undang-undang.

Pengembangan usaha agrobisnis peternakan dapat diterjemahkan sebagai peningkatan kualitas dan kuantitas manajemen peternakan dan kemampuan untuk melakukan usaha secara mandiri dengan memanfaatkan peluang pasar. Dalam sistem peternakan, komponen yang harus diperhatikan yaitu kekuasaan, kepentingan, kebijakan, dan budaya peternakan.

Budaya peternakan merupakan orientasi subjektif individu terhadap sistem peternakan yang berlaku. Keempat komponen tersebut harus dibangun secara bersama, agar dicapai kesepakatan yang memuaskan semua pihak yang bergerak di bidang peternakan.

Potensi Ekosistem

Untuk memenuhi kebutuhan produk peternakan yang meningkat dilakukan melalui peningkatan kapasitas ekonomi beserta teknologi pemanfaatannya, sehingga keberagaman konsumsi dipenuhi dengan keberagaman komoditas yang dikembangkan dan keberagaman teknologi pengolahan produk.

Prinsip dasar pembangunan agrobisnis yang berkelanjutan dan terintegrasi merupakan pembangunan sektor agrobisnis berbasis sumber daya dan ekosistem. Pembangunan sektor agrobisnis peternakan harus berasaskan pada potensi ekosistem setiap wilayah, sehingga melibatkan seluruh wilayah dengan segala keberagamannya. Untuk itu agrobisnis berbasis peternakan harus dilaksanakan dengan pembangunan subsistem-subsistemnya secara harmonis.

Peternakan sebagai salah satu subsektor pertanian memberikan kontribusi bagi terpenuhinya kebutuhan gizi dan pangan bagi masyarakat. Usaha peternakan juga berkontribusi dalam penyediaan lapangan pekerjaan dan sumber pendapatan bagi masyarakat sekitar. Peningkatan produksi ternak dapat meningkatkan pendapatan masyarakat peternak. Dengan meningkatnya pendapatan masyarakat peternak diharapkan terciptanya kesejahteraan bagi masyarakat peternak. Kesejahteraan terwujud ketika masyarakat petani mampu mengakses kebutuhan hidupnya dengan kuantitas dan kualitas yang baik.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *