Sengatan Bisa Lumpuhkan Seekor Kuda, Inilah Kelebihan Dari Belut Listrik

bibitunggul.co.id – Nama belut listrik pasti sesekali pernah terdengar oleh kita. Apakah belut ini berbahaya?

 Belut atau ikan air tawar biasakan akan dibudidayakan dan mudah ditemui seperti di persawahan. Nah, bagaimana dengan belut listrik?

Belut listrik memiliki tubuh yang panjang seperti ular. Panjangnya bisa mencapai 2,5 meter dan tidak memiliki ekor.

Melansir dari situs Kementerian Kelautan dan Perikanan, pemilik nama latin Electrophorus electricus ini memiliki bentuk tubuh silinder. Kepalanya sedikit pipih dan mulut yang besar.

Warna belut ini adalah abu-abu hingga kecoklatan atau hitam dengan beberapa corak kekuningan pada bagian ventral anterior tubuh.

Untuk bergerak, belut listrik menggunakan sirip anal. Seperti ikan lainnya, belut ini memiliki insang dan kulit tebal serta licin.

Seperti namanya, tubuhnya mengandung organ listrik sekitar enam ribu sel khusus yang disebut electrocytes. Sel khusus itulah yang menyimpan listrik seperti baterai.

Habitat asli spesies ini adalah bagian timur laut Amerika Selatan termasuk Sungai Orinoco dan Guyanas serta cekungan Amazon. Meski demikian, belut listrik sudah ada di Indonesia.

Listrik di tubuhnya akan dilepaskan ketika belut tersebut merasa terancam atau saat menyerang mangsa. Diperkirakan dia akan memancarkan ledakan sekitar 600 volt.

Sengatan belut listrik dapat membahayakan karena kemampuan mereka menghasilkan daya listrik yang kuat. Mereka mampu menghasilkan tegangan yang cukup untuk melukai manusia dan hewan lainnya.

Belut listrik biasanya akan mendiami dasar sungai berlumpur, kolam, dan rawa dengan sesekali muncul ke permukaan untuk mendapatkan oksigen guna bernafas.

Ditambahkan sejumlah sumber, belut listrik merupakan hewan penyendiri. Mereka merupakan hewan karnivor yang memangsa ikan lain, amfibi, burung dan mamalia kecil.

Meskipun kematian manusia akibat sengatan listrik dari jenis belut ini sangat jarang terjadi, akan tetapi sengatan tersebut dapat menimbulkan guncangan beberapa saat yang dapat menyebabkan kegagalan pernapasan.

Belut listrik memiliki musim kawin di musim kemarau. Biasanya, jantan akan menggunakan air liur untuk membuat sarang telur. Sedangkan betina bisa bertelur hingga 17 ribu butir. Sebagai orang tua, mereka akan menjaga anaknya hingga remaja.

Meski sekali sengatan seekor belut listrik tidak dapat membunuh manusia tetapi bisa melumpuhkan seekor kuda. Namun manusia tetap harus berhati-hati karena sengatan yang dilakukan berulang-ulang dapat membahayakan nyawa.

Meski memiliki sel khusus berisi listrik, belut ini akan mati jika disetrum. Sarafnya akan terganggu dan kehilangan kemampuan bernafas. Selain itu akan mengganggu peredaran darahnya.

Usia belut cukup panjang. Mereka bisa hidup hingga usia 15 tahun di alam liar dan 22 tahun di penangkaran.

Jenis belut listrik bertambah menjadi dua spesies dengan tegangan listrik yang cukup tinggi. Kedua spesies itu adalah Electrophorus voltai dan Electrophorus varii.

Belut listrik tidak memiliki kemampuan untuk menyimpan muatan listrik di tubuhnya.

Setidaknya, seorang ilmuwan Brasil Carlos David de Santana menemukan seekor belut listrik yang memiliki tegangan hingga 860 volt. Tegangan tersebut diyakini sebagai yanag terbesar yang pernah dicatatkan hewan.

Kedua spesies itu ditemukan di Sungai Xingu dan Tapajós.

Belut listrik dengan tegangan tinggi itu disebut Poraque. Penelitian pun dilakukan selama lima tahun di Amazon.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *