Site icon Bibit Unggul

Si Mungil yang Gurih dan Bergizi Tinggi,Inilah Tentang Ikan Wader

bibitunggul.co.id– ikan ini memiliki tubuh yang lebih kecil dibanding jenis ikan mas. Ada banyak nama lain yang disematkan pada ikan wader, seperti ikan beunteur, ikan paray, ikan cere, wader pari atau lunjar padi.

Ikan wader adalah jenis ikan bertubuh kecil dari suku Cyprinidae yang banyak ditemukan di perairan Indonesia. Suku Cyprinidae sendiri adalah keluarga ikan yang sama dengan ikan mas, ikan karper atau ikan mas hias.

Di Indonesia terdapat banyak spesies ikan wader yang memiliki ciri khasnya sendiri. Namun wader yang masih banyak ditemukan di perairan Indonesia ada dua jenis, yaitu wader bintik dua (Barbus binotatus) dan wader pari (Rasbora argyrotaenia).

Pengolahan ikan wader

Cara mengolahnya pun cukup mudah dengan cara digoreng atau dipepes. Sebelumnya, ikan segar dibersihkan dengan cara membuang isi perutnya lalu dibilas air bersih. Supaya lebih awet, ikan biasanya digoreng menggunakan campuran tepung sehingga rasanya semakin renyah dengan bentuk yang tetap utuh.

Pada musim hujan ikan ini biasanya ditemukan melimpah dan banyak dijual di pasar-pasar selama musimnya. Meski jarang dipelihara, namun karena semakin meningkatnya penggemar ikan bercita rasa gurih ini, ikan ini mulai banyak dibudidayakan.

Ikan ini akan terasa lebih nikmat jika disantap bersama nasi hangat dan lalapan atau hanya sekadar camilan sehat yang bisa dimakan begitu saja. Soal durinya tak perlu khawatir, karena ikan berukuran kecil ini durinya menjadi lunak dan renyah setelah digoreng atau dipepes. 

Wader bintik dua (Barbus binotatus)

Ikan jenis ini juga memiliki banyak nama sepert ikan beunteur (Sunda), wader cakul (Jawa) ikan sepadak (Bengkulu) atau ikan puyan (Banjar).

Spesies ikan wader bintik dua awalnya dideskripsikan oleh Van Hasselt pada tahun 1823, sebagai Barbus maculatus, yang artinya berbintik-bintik. Namun pada tahun 1842, Achille Valencienners menamainya kembali denga nama ilmiah Barbus binotatus

Wader bintik dua bisa tumbuh sekitar 10 hingga 17 cm dan terdapat guratan di kedua sisi tubuhnya yang tidak terputus. Warna tubuhnya tidak selalu sama, di alam liar dapat dijumpai wader warna abu-abu keperakan, zaitun atau kehijauan dengan warna punggung cenderung lebih gelap.

Ciri khasnya yaitu empat sungut pendek yang terdapat di ujung moncongnya. Selain itu, ciri yang mudah dikenali adalah dua buah bintik hitam yang terletak pada pangkal sirip dorsal dan tengah batang ekor (peduncle).

Ikan ini dapat berkembang biak dengan baik pada perairan terbuka menjelang malam. Ikan betinanya dapat bertelur antara 200-500 butir dan telur tersebut akan menetas setelah 48 jam kemudian menjadi burayak (anak ikan).

Habitat ikan ini adalah perairan dangkal yang jernih seperti parit, sungai kecil di pegunungan, saluran air yang beraliran lambat, danau, hingga area pesawahan yang airnya jernih. Mereka juga termasuk hewan omnivora yang memangsa plankton, larva serangga hingga serpihan kecil tumbuhan hijau.

Ikan yang dalam bahasa Inggris disebut spotted barb ini biasanya diolah dengan cara digoreng kering atau dipepes. Rasa dan kandungan gizinya juga tak kalah dengan jenis ikan berukuran besar. Selain rasanya yang gurih, ikan ini memiliki kandungan protein tinggi dan kalsium yang sangat baik untuk masa pertumbuhan anak-anak.

Ikan wader pari (Rasbora argyrotaenia)

Di beberapa wilayah Indonesia, wader pari memiliki nama lain seperti ikan lunjar pari, ikan paray, ikan pantau atau ikan bada.

Pada awalnya, ikan ini diberi nama Leuciscus argyrotaenia oleh Pieter Bleeker pada tahun 1850. Namun pada tahun 1860 dipindahkan oleh Bleeker dalam marga baru yairu Rasbora.

Secara morfologis, ikan ini dapat dikenali dari tubuhnya yang ramping dengan ukuran tubuh mencapai 10-17 cm. Warnanya kuning kehijauan pada bagian punggung dan putih keperakan di bagian perut.

Sama seperti wader bintik dua, habitat ikan ini adalah perairan dangkal yang jernih dan berbatu, serta berarus lambat.  Mereka hidup dengan memakan alga, larva serangga dan krustasea kecil.

Sementara kedua sisi tubuhnya terdapat garis berwarna perak yang berdampingan dengan garis hitam mulai dari belakang insang hingga batang ekor

Ikan wader merupakan jenis ikan yang hidup dan beraktivitas di permukaan air dan bersifat diurnal. Mereka dengan mudah ditemukan bergerombol dan suka berlindung di dekat tumbuhan air.